Senin, 13 April 2009

MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI)

Anonymous writes "Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan
melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh.

Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI)

Oleh: dr Ariani

Download : Makanan Pendamping
ASI.pdf


Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya
kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung
menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya
pada umur dibawah 2 tahun (baduta).

Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki
usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein
dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu
formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi
selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI ) Agar kebutuhan
gizi bayi/anak terpenuhi.

Dalam pemberian MP-ASI perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI ,frekuensi
porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya.
Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak
sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.

Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilon makan dan merangsang
rasa percaya diri.

*Pengertian MP-ASI *

· Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi
diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

· MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu
menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan
ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks
menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan
memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.

· Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik
bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak .

· Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah
pesat pada periode ini.

*Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :*

· Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga

· Menghilangnya refleks menjulurkan lidah

· Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka
mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk mrnunjukkan rasa
lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan
ketertarikan pada makanan

*Permasalahan dalam pemberian MP-ASI *

Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada
bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak
tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan
pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan
tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang
menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah
dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan
kemampuan alat cernanya.

Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :

1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)

Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air
teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum
ASI keluar.
Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhasilan
menyusui.

2. Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan
kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat
melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena
itu kolostrum jangan dibuang.

3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan)
menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian
MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan
pertumbuhan anak.

4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup

Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak
cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak
boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada
makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi
dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI

Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat
menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan
bayi terutama diperoleh dari ASI . Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu
berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat
menurunnya produksi ASI . Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang
gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI .

6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang

Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan
gizi anak tidak terpenuhi.

7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja

Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi
menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena
kurangnya pemahaman tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja. Hal ini
menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada
anak kurang diperhatikan.

8. Kebersihan kurang

Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan
dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu yang menyuapi anak dengan
tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang
mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan
timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.

9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga

Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang
lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak baduta
dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu kalah.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf kalau ada kesalahan dan kekuranga.

*Sumber :*

1. Departemen Kesehatan. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI . Jakarta
: 2000

2. Dr.dr. Hananto Wiryo,SpA. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan
menyusui dengan Makanan Lokal.Sagung Seto. Jakarta :2002

Tidak ada komentar: