Senin, 13 April 2009

Bebek Kremes, Bikin Gemes



Anonymous writes "

Jakarta - Begor alias 'bebek goreng' memang sedang populer. Dari warung tenda sampai resto berwara laba juga berlomba menyajikan begor paling enak. Ada yang berbumbu khas Solo, ada yang Surabaya, Madura hingga yang bertulang lunak. Sengaja kami 'mengadu' rasa dua bebek goreng versi kremes yang ditawarkan oleh dua resto. Rasanya memang kres...kres...bikin gemes!



Awalnya bebek-bebek jantan yang baru menetas selalu mengalami nasib sial, disingkirkan (dibunuh). Karena yang diperlukan peternak hanyalah beberapa bebek jantan sebagai pejantan untuk membuat para bebek betina bertelur. Jika diternakkan tentu bakal menghabiskan pakan dan tak bisa menghasilkan telur. Maka muncullah ide dari para peternak bebek untuk sengaja memelihara bebek jantan sampai usia 3-5 bulan untuk kemudian 'dibantai' juga tetapi dengan cara elegan, disajikan sebagai bebek goreng. Tak heran jika di daerah Solo dan Surabaya banyak ditemui warung tenda yang menjual bebek goreng. Bebek jantan calon bebek goreng ini konon harganya relatif murah.

Bukan karena ingin mengingat para bebek pejantan yang mati dengan cara elegan tetapi saya belakangan memang agak 'rakus' dengan bebek goreng. Padahal dulu saya paling benci bebek, dipanggang apalagi digoreng. Sengaja saya membeli bebek goreng dan bebek bakar dengan versi 'tulang lunak', tepatnya 'tulang remuk' karena tulang bebek patah-patah dari 2 resto. Dari salah satu jaringan resto Ayam Tulang Lunak 'Hayam Wuruk' dan Ayam Presto Ny. Nita. Konon kedua resto yang spesialisasinya 'ayam tulang lunak' ini berasal dari Bali dan sudah membuka cabang di beberapa daerah. Tulang lunak dari ayam, bebek dan ikan bandeng ini diperoleh akibat proses pemasakan dengan memakai pressure cooker. Saking empuknya sampai tulang ayampun bisa dikunyah seperti kerupuk!

Bebek goreng versi kremes tak beda jauh dengan ayam kremes. Jenis sajian dengan kremes (adonan tepung beras dan bumbu yang digoreng garing dan berbutir halus) ini merupakan sajian ayam goreng yang diperkenalkan pertama kali oleh Ny.Suharti di Yogyakarta. Bebek kremes dari resto ATL, disajikan dalam 1/4 bagian, tidak terlalu besar, warnanya kecokelatan agak kuning. Bebek dicelup dulu dengan adonan tepung beras hingga renyah serta ditaburi kremesan di atasnya. Sambalnya merah menyala plus lalapan timun. Saat disobek dagingnya lembut, mudah terlepas dari tulang. Rasanya memang kres, renyah dengan jejak rasa bawang dan jahe yang cukup kuat sehingga tak terlacak lagi aroma anyir bebek. Sambalnya pedas menggigit dengan sumburat rasa sedikit manis. Rasa gurih daging bebek sangat dominant dan serasi dengan cocolan sambalnya yang menggigit. Potongan bebek goreng Ny. Nita, sedikit lebih besar, warnanya agak kecokelatan dan taburan kremesnya juga agak kecokelatan. Sebagai pelengkap, sambal goreng yang berwarna merah gelap cenderung kehitaman dengan luberan minyak merah menyala, menggoda selera. Daging bebek juga mudah dilepas meskipun sedikit keras, rasanya dominant gurih dengan jejak bawang putih yang sangat lamat. Sambal yang kehitaman ternyata rasanya mengejutkan. Rasa asamnya kuat dan setelah beberapa saat dimulut barulah terasa efek 'gigitan'nya yang puedess!!!

Sajian bebek bakar kedua resto ini agak berbeda. Bebek bakar pedas manis versi resto Ny.Nita, tampil dengan warna cokelat gelap, dan kuyup dengan bumbu. Ternyata daging bebekpun cokelat gelap, dengan rasa manis kecap manis yang kuat plus semburat 'gigitan' sambal cabai yang khas. Sedangkan bebek bakar ATL, warnanya cokelat tua dengan remahan karamel dari bumbu kecapnya. Dagingnya empuk dengan rasa kecap manis dan bawang putih yang seimbang. Seperti yang telah dijelaskan oleh sang penjual, meskipun sudah dimasak dengan pressure cooker tulang bebek tak akan seempuk tulang ayam. Dibandingkan dengan begor Ny.Nita, begor ATL tulangnya lebih 'empuk' mudah terlepas. Setelah disantap dengan nasi hangat plus lalapan, kedua begor dan bebek bakar tersebut punya keunggulan sendiri. Untuk harga juga tak jauh beda, begor kremes Ny.Nita sepotong dihargai Rp. 12.000,00, sedangkan ATL Rp. 14.000,00 (untuk dada) dan Rp. 12.500,00 (untuk paha). Sepotong bebek bakar Ny.Nita dijual Rp. 12.500,00 dan ATL Rp. 14.500,00 (untuk dada) dan Rp. 13.000,00 (untuk paha). Hmm...kalau Anda ingin merasakan gurihnya daging bebek silakan mampir ke dua resto yang sudah menebar cabang di seluruh wilayah Jakarta dan Indonesia. Dijamin Kres...kres... dan nyam..nyam!!!

Ayam Presto Ny.Nita
Ayam Tulang Lunak 'Hayam Wuruk'
Semua cabang di Jakarta dan Indonesia (ely/Odi)

1 komentar:

agen sbobet mengatakan...

keliatannya enak, jadi pengen nyobain deh